Senin, 15 Agustus 2011

Menghargai Kemerdekaan

“bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai kemerdekaan bangsanya”
tidak terasa sudah, 64 tahun indonesia merdeka, setengah abad lebih indonesia sudah berada dalam status merdeka, pengorbanan para pahlawan
untuk menjadikan indonesia merdeka dan bebas dari rejim penjajahan,  tema tema dan visi baru pun bermunculan disaat bulan agustus dimana
bangsa indonesia memproklamirkan kemerdekaan nya, jika dikonversi sama usia rata rata bangsa indonesia 64 tahun sudah menjadi seorang kake
yang mendekati akhir hayat nya.
tujuh belasan itulah istilah gaulnya, bendera bendera terpajang di setiap sudut tanah air ini, instansi pemerintahan seperti diwajibkan untuk
mengibarkan bendera merah putih, rakyat berpesta pora menggelar berbagai kegiatan, baik kegiatan oleh raga, kegiatan amal, kegiatan keluarga
dan lampu lampu pun ikut berkedip dan menerangi bulan kemerdekaan bangsa ini,indah memang negara certinta ini.
selalu ada pemikiran pemikiran yang inovatif dan kreatip dalam memeriahkan nya, termasuk cerita yang sedikit nyeleneh di lubuk hati saya ini,
saya adalah seorang karyawan biasa yang bekerja pada perusahaan jepang yang notabene dahulu nya adalah penjajah negeri ini, tepatnya bulan juli
saya dipanggil oleh direksi (pasatinya orang jepang) dan ditanya, kira kira pertanyaannya begini.
“untuk memperingati  bulan kemerdekaan tahun ini
“apakah kamu sudah menyusun rencana maupun acara untuk kegiatan para karyawan?, seharusnya cepat cepat kamu susun biar kita perbincangkan
masalah dananya biar lebih matang dan lebih meriah”
begitulah kira kira ucapan orang jepang (direksi), dengan segala hormat dan sigap saya berkata
“baik pak, akan segera saya persiapkan dan berdiskusi dengan teman teman”
sebuah realita yang menggelitik hati saya katika orang jepang yang notabene nenek moyangnya menjajah , lebih simpati dan lebih tanggap tentang
peringatan kemerdekaan, padahal untuk saya sendiripun waktu itu (pertengahan juli 2009) boro boro sudah terpikirkan apalagi mengadakan acara yang se meriah mungkin.
disaat perusahaan terkena imbas krisi global yang melakukan cost down dimana mana, rasanya sedikit pesimis untuk menyelenggarakan peringatan kemerdekaan ini
dengan meriah, namun ternyata pikiran saya terbantahkan 180 derajat.
pernyataan ini berlanjut kepada meeting mingguan dimana sang direksi mengatakan kepada semua karyawan, kira kira begini
” Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati kemerdekaan negaranya, mengisi kemerdekaan dengan hal yang lebih bermanfaat, mewariskan nilai nilai positif bagi generasi
yang akan datang dan bermental apa yang kita bisa berikan  untuk negara kita bukan apa yang kita ambil dari negara ini, saya adalah negara yang tidak mempunyai hari kemerdekaan,
kiranya saya ingin berbahagia dengan anda dalam hal ini”
tepuk tangan pun menyambut  ucapannya dari seluruh karyawan dan aku tertegun sambil ikut merasa bangga mempunyai direksi yang berjiwa besar.
tapi kegembiraan ini terbalik ketika saya mendengarkan celoteh teman dimana tempat saya tinggal dimana dia bekerja pada orang lokal yang mengajukan proposal untuk
peringatan acara tujuhbelasan, dimana sang top manajemen tidak memberikan dana untuk itu”
alangkah naifnya cerita teman saya, penghargaan orang lain lebih daripada bangsanya sendiri, sedih saya mendengarnya.
kebanggaan saya pada direksi saya seolah olah kurang berarti ketika mendengar cerita itu,
mudah mudahan hanya segelintir orang yang mempunyai pikiran seperti pimpinan teman saya,
sudah seharusnya kita mengisi kemerdekaan ini dengan kita selaku bangian dari bangsa yang besar ini.
merdeka !!!!!!!

MERDEKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar